Mioma uteri atau yang dapat disebut dengan fibroid rahim, miom atau leiomyoma merupakan sebuah kondisi medis di mana adanya pertumbuhan tumor jinak pada otot maupun jaringan ikat di rahim.
Walaupun jinak, mioma uteri juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi lain yang harus dapat segera ditangani, seperti anemia, gangguan pertumbuhan janin pada ibu hamil, keguguran, sirkulasi darah yang terhambat, dan masih banyak lagi.
Untuk lebih memahami mengenai mioma uteri, penyebab, gejala, hingga penanganan apa saja yang dapat dilakukan, simak ulasan berikut ini!
https://www.alodokter.com/miom
Mioma uteri atau mioma merupakan sebuah kondisi medis di mana terjadi pertumbuhan massa maupun daging di dalam rahim maupun di luar rahim yang sifatnya jinak atau tidak ganas.
Pada umumnya, mioma terjadi pada dinding otot maupun jaringan ikat yang ada di sekitarnya dengan bentuk menonjol ke rongga endometrium atau permukaan rahim dan memiliki ukuran yang bervariasi dan jumlahnya bervariatif.
Sebagian besar kasus mioma pada wanita usia 35 tahun yang terjadi pada umumnya tidak bergejala, dan sebagian kecil lainnya biasanya ditemukan secara tidak sengaja ketika pemeriksaan rutin.
Oleh sebab itu, sangat dianjurkan bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan secara rutin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan mioma yang ada tidak menjadi ganas.
Mioma yang dibiarkan dapat berkembang menjadi ganas walaupun kemungkinannya cukup kecil, dan berubah menjadi kondisi yang disebut dengan leiomiosarkoma yang merupakan salah satu jenis kanker langka dan agresif.
Terdapat pula beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami mioma, seperti:
Sudah berusia lebih dari 40 tahun.
Menstruasi pertama sebelum usia 10 tahun.
Belum pernah hamil sebelumnya (wanita yang sudah pernah memiliki anak pada umumnya lebih jarang terkena mioma).
Memiliki obesitas atau berat badan berlebih.
Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
Kebiasaan merokok.
Menggunakan alat kontrasepsi hormonal yang tinggi akan estrogen.
Keturunan Afrika-Amerika yang memiliki kemungkinan 2,9 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan ras Kaukasia.
Riwayat keluarga dengan kondisi mioma uteri.
Kekurangan vitamin D.
Untuk lebih jelasnya, berikut faktor risiko yang dapat dikaitkan dengan kemunculan kondisi medis ini:
Faktor risiko pertama, yaitu ras di mana mioma uteri paling banyak ditemukan pada wanita berkulit hitam dengan angka insidensi 2-3 kali lebih banyak dan paling jarang ditemukan pada wanita Asia.
Perbedaan dalam faktor genetik, pola makan, gaya hidup, stres psikososial, dan paparan lingkungan antara wanita berkulit hitam dan putih diduga berkontribusi terhadap variasi angka kejadian mioma uteri.
Faktor-faktor ini mempengaruhi bagaimana mioma uteri berkembang dan bagaimana gejalanya muncul pada setiap individu. Perjalanan penyakit mioma uteri juga bervariasi di antara ras yang berbeda.
Pada wanita berkulit hitam, mioma uteri cenderung terdiagnosis pada usia yang lebih muda. Selain itu, mioma yang ditemukan pada wanita berkulit hitam biasanya lebih banyak, berukuran lebih besar, dan disertai dengan gejala yang lebih parah dibandingkan dengan ras lainnya.
Gejala yang lebih berat ini dapat mencakup nyeri yang signifikan, perdarahan yang lebih banyak, dan gangguan pada fungsi organ reproduksi. Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan mioma uteri.
Wanita berkulit hitam mungkin memiliki predisposisi genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap mioma uteri. Selain itu, pola makan dan gaya hidup juga berkontribusi terhadap perbedaan ini.
Misalnya, diet yang tinggi lemak dan rendah serat dapat meningkatkan risiko mioma uteri. Stres psikososial dan paparan lingkungan juga merupakan faktor penting. Wanita berkulit hitam mungkin lebih sering mengalami stres psikososial yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi mereka. Paparan terhadap polutan lingkungan juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan mioma uteri.
Secara keseluruhan, kombinasi dari faktor-faktor ini menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam angka kejadian dan perjalanan penyakit mioma uteri antara wanita berkulit hitam dan putih.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme yang mendasari perbedaan ini dan untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif.
Risiko pertumbuhan mioma uteri juga meningkat seiring bertambahnya usia, terutama selama masa reproduktif. Mioma uteri tidak ditemukan sebelum seorang wanita mengalami pubertas, dan frekuensinya menurun setelah menopause.
Hal ini disebabkan oleh paparan hormon steroid endogen yang lebih lama, seperti pada wanita yang mengalami menarche lebih awal maupun menopause yang lebih terlambat. Paparan hormon yang lebih lama ini memberikan waktu lebih banyak bagi mioma uteri untuk berkembang.
Mioma uteri dengan gejala klinis yang memerlukan penanganan paling sering ditemui pada masa perimenopause. Pada masa ini, wanita mungkin mengalami gejala seperti nyeri, pendarahan yang berlebihan, serta gangguan pada fungsi organ reproduksi yang memerlukan intervensi medis.
Setelah menopause, angka kejadian mioma uteri menurun dengan cepat. Penurunan ini terjadi karena produksi hormon steroid endogen berkurang secara signifikan setelah menopause, sehingga mioma uteri tidak lagi mendapatkan stimulus hormonal yang diperlukan untuk pertumbuhan.
Secara keseluruhan, faktor usia dan paparan hormon memainkan peran penting pada perkembangan dan perjalanan mioma uteri. Wanita yang mengalami keterlambatan menopause memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan mioma uteri dan mengalami gejala yang memerlukan penanganan medis.
Faktor reproduktif dan endokrin juga terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap terjadinya mioma uteri sesuai dengan patofisiologi dan patogenesis. Faktor ini mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan fungsi reproduksi dan hormon pada tubuh wanita.
Salah satu faktor yang berpengaruh adalah paritas yang merupakan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran hidup.
Wanita yang belum pernah melahirkan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan mioma dibandingkan dengan wanita yang sudah pernah melahirkan. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan, yang dapat memberikan efek protektif terhadap perkembangan mioma.
Menstruasi dini atau menarche yang terjadi di usia muda juga menjadi faktor risiko seseorang mengalami kondisi medis ini.
Wanita yang mengalami menstruasi pertama pada usia yang lebih muda memiliki paparan hormon estrogen yang lebih lama sepanjang hidup mereka.
Estrogen merupakan hormon yang diketahui dapat merangsang pertumbuhan mioma uteri, sehingga paparan yang lebih lama dapat meningkatkan risiko terjadinya mioma.
Selain itu, penggunaan kontrasepsi hormonal juga berpengaruh terhadap risiko mioma uteri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal, terutama yang mengandung estrogen, dapat meningkatkan risiko mioma.
Secara keseluruhan, faktor-faktor reproduktif dan endokrin memainkan peran penting dalam perkembangan mioma uteri. Pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi dan mempengaruhi risiko mioma dapat membantu dalam pengembangan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi mekanisme yang mendasari hubungan antara faktor-faktor ini dan mioma uteri, serta untuk mengidentifikasi intervensi yang dapat mengurangi risiko bagi wanita yang rentan.
Hubungan antara obesitas dan pertumbuhan mioma uteri masih menunjukkan hasil yang inkonsisten. Beberapa data epidemiologi menunjukkan peningkatan risiko pada individu yang mengalami resistensi insulin, seperti pasien obesitas serta diabetes mellitus atau kencing manis.
Resistensi insulin dipercaya memiliki peran dalam perkembangan mioma pada wanita obesitas, ditambah dengan peningkatan kadar IGF-I atau Insulin-like Growth Factor-I dan androgen.
Resistensi insulin merupakan kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif yang menyebabkan peningkatan kadar insulin dalam darah.
Insulin yang tinggi dapat merangsang produksi Insulin-like Growth Factor-I, yang menjadi faktor pertumbuhan yang mirip dengan insulin.
IGF-I memiliki efek mitogenik, yaitu merangsang pembelahan sel, yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan mioma uteri. Selain itu, kadar androgen yang tinggi juga memiliki peran dalam perkembangan mioma, karena androgen dapat diubah menjadi estrogen dalam tubuh, yang kemudian merangsang pertumbuhan mioma.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa IMT atau indeks massa tubuh yang tinggi juga berkaitan dengan mioma uteri, di mana hal tersebut sering kali dijadikan indikator obesitas.
Wanita dengan IMT tinggi juga memiliki kemungkinan memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi, karena jaringan adiposa atau lemak dapat menghasilkan estrogen. Peningkatan kadar estrogen tersebut dapat merangsang pertumbuhan mioma uteri.
Namun, hasil penelitian mengenai hubungan antara obesitas dan mioma uteri masih bervariasi. Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan yang kuat, sementara yang lain tidak menemukan hubungan yang signifikan.
Faktor-faktor lain seperti genetik, gaya hidup, dan lingkungan juga dapat mempengaruhi risiko mioma uteri, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme yang mendasari hubungan ini.
Secara keseluruhan, meskipun ada bukti yang menunjukkan bahwa obesitas dan resistensi insulin dapat berkontribusi pada pertumbuhan mioma uteri, hasil penelitian masih belum konsisten.
Pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi dan mempengaruhi risiko mioma dapat membantu dalam pengembangan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi hubungan antara obesitas, resistensi insulin, dan mioma uteri, serta untuk mengidentifikasi intervensi yang dapat mengurangi risiko bagi wanita yang rentan.
Faktor selanjutnya, yaitu gaya hidup mulai dari pola makan, jumlah konsumsi kafein dan alkohol, aktivitas fisik, serta tingkat stres yang di duga memiliki peluang dan potensi membentuk mioma dan mendukung pertumbuhannya.
Walaupun hasil yang jelas terkait pengaruh pola makan terhadap mioma uteri belum dapat dipastikan karena banyaknya bias dan berbagai faktor perancu. Terdapat beberapa hal yang dapat memacu pertumbuhan mioma uteri yang simtomatik, seperti:
Konsumsi makanan dengan indeks glikemik yang lebih tinggi diasosiasikan dengan sedikit peningkatan risiko terbentuknya mioma uteri.
Vitamin A dan D berpotensi memiliki efek yang protektif.
Konsumsi daging merah juga menunjukkan asosiasi positif berkaitan mioma uteri.
Pola makan yang kaya buah dan sayur juga menunjukkan bukti dapat menurunkan risiko mioma.
Selain itu, aktivitas fisik juga dapat membantu dalam menurunkan risiko mioma, khususnya bagi wanita dengan berat badan normal.
Faktor gaya hidup lainnya yang memiliki potensi meningkatkan faktor risiko adalah stres yang dapat meningkatkan risiko terjadi mioma uteri.
Walaupun secara jelas belum dapat diketahui penyebab kondisi medis ini, pertumbuhan mioma pada umumnya berkaitan erat dengan produksi hormon estrogen.
Di mana, selama masa reproduksi mioma menunjukkan pertumbuhan maksimal yang merupakan di saat pengeluaran estrogen tinggi, sehingga cenderung membesar ketika wanita sedang hamil dan ketika wanita memasuki masa menopause akan mengecil.
Beberapa hasil penelitian lain juga menjelaskan bahwa setiap mioma dapat timbul dari satu sel ganas yang ada di antara otot polos di dalam rahim seorang wanita.
Walaupun pada umumnya mioma tidak menimbulkan gejala bagi seseorang yang mengalaminya, terdapat beberapa gejala yang mungkin terjadi, seperti:
Menstruasi dalam jumlah banyak.
Perut terasa penuh dan bertambah besar.
Gangguan berkemih yang diakibatkan mioma yang menekan saluran kemih.
Keluarnya mioma melalui leher rahim yang pada umumnya membuat rasa nyeri hebat dan menimbulkan luka dan terjadinya infeksi sekunder.
Konstipasi yang disebabkan mioma menekan pada bagian bawah usus besar.
Nyeri panggul yang berkepanjangan dan tak kunjung sembuh.
Terdapat beberapa pilihan yang dapat dilakukan untuk mengobati mioma uteri yang dapat dilakukan, yaitu:
Pemberian obat anti-nyeri seperti parasetamol.
Pemeriksaan fisik dan USG, yang dilakukan setiap 6-8 minggu yang digunakan untuk mengawasi pertumbuhan ukuran maupun jumlah mioma. Jika dianggap stabil, maka jadwal observasi akan diubah menjadi 3-4 bulan.
Pengobatan dengan terapi hormonal, menggunakan preparat progestin atau gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang pada umumnya diberikan untuk membantu menjaga kehamilan jika tubuh kurang mampu.
Prosedur miomektomi, yang merupakan prosedur pembedahan untuk mengangkat mioma. Prosedur yang dapat dipertimbangkan jika seorang wanita masih berada di usia muda dan masih ingin memiliki anak.
Prosedur histerektomi, yang merupakan prosedur operasi pengangkatan rahim yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu karena jika seorang wanita melakukan prosedur ini, pasien tidak dapat hamil lagi setelahnya.
Terdapat hal-hal yang dapat dilakukan guna mencegah dan menghindari penyakit miom uteri, sebagai berikut.
Melakukan olahraga dan berbagai aktivitas fisik secara rutin dan teratur.
Menggunakan alat kontrasepsi hormonal di bawah pengawasan dokter.
Menghindari kebiasaan merokok maupun mengonsumsi minuman beralkohol.
Menjaga berat badan ideal.
Menjalani pola makan yang lebih sehat dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dari sayur dan buah, serta menghindari makanan tinggi lemak dan tinggi gula.
Nah, itulah pembahasan seputar mioma uteri, sebuah kondisi medis yang walaupun jinak dapat berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Seperti yang sudah dibahas, pasien yang mengalami kondisi ini juga sering kali tidak merasakan gejalanya dan untuk memastikannya harus melakukan pemeriksaan secara rutin.
Agar kesehatan tubuh sahabat MyProtection tetap terlindungi dan terjaga, kamu juga harus memiliki perlindungan kesehatan yang tepat. Perlindungan Kesehatan Prima hadir yang dapat menjadi solusi perlindungan kesehatan yang tepat bagi diri dan anggota keluarga dengan manfaat tambahan Saldo Prima.
Beberapa keunggulan produk Perlindungan Kesehatan Prima, antara lain:
Manfaat tambahan Saldo Prima yang memberikan penggantian atas pembelian vitamin maupun obat-obatan tanpa perlu melakukan perawatan Rawat Inap atau Rawat Jalan
Santunan tunai harian Rawat Inap di Rumah Sakit untuk penjamin pertama oleh BPJS Kesehatan
Pilihan Manfaat Rawat Inap dan Rawat Jalan sesuai kebutuhan
Pembayaran klaim secara cashless di lebih dari 1.000 Rumah Sakit di Indonesia
24 jam Contact Center dan Case Monitoring
Layanan eksklusif Personal Medical Assistance
Laporan perhitungan klaim via email
*PT Lippo General Insurance Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Terdapat beberapa persyaratan medis dan hukum yang harus dipenuhi untuk melakukan donor ginjal, mulai dari kondisi kesehatannya, hukum yang harus dipatuhi, hingga persetujuan medis berkaitan dengan prosedur yang akan dilakukan.
Sebagai salah satu organ tubuh dengan fungsi penting, yaitu menyaring racun dalam darah dan membuangnya melalui urine. Orang-orang dengan penyakit ginjal kronis pada umumnya memiliki dua pilihan utama sebagai langkah pengobatannya.
Pertama, melakukan dialisis atau cuci darah, di mana darah akan disaring oleh mesin maupun perut dengan bantuan tabung khusus, atau yang kedua adalah melakukan transplantasi atau donor ginjal yang sehat.
Untuk lebih memahami seputar donor atau transplantasi ginjal, mengapa seorang pasien harus melakukan transplantasi hingga syarat apa saja yang harus terpenuhi untuk melakukannya, simak selengkapnya di artikel ini!
pexels
Donor atau transplantasi ginjal merupakan sebuah prosedur pembedahan yang dilakukan dengan menempatkan ginjal yang sehat, baik dari donor yang masih hidup maupun sudah meninggal ke tubuh seseorang yang membutuhkan.
Hal ini dikarenakan ketika kemampuan menyaring organ ginjal seseorang sudah tidak dapat bekerja dengan baik, tingkat cairan serta limbah berbahaya dapat menumpuk di tubuh.
Seseorang akan membutuhkan transplantasi ginjal ketika ginjalnya telah kehilangan sekitar 90 persen kemampuannya yang dapat disebabkan beberapa penyebab umum penyakit ginjal tahap akhir, seperti:
Diabetes
Tekanan darah tinggi kronis dan tidak terkontrol
Glomerulonefritis kronis atau peradangan dan jaringan parut pada filter kecil di dalam ginjal
Penyakit ginjal polikistik
Terdapat beberapa gejala yang gagal ginjal kronis stadium akhir yang dapat timbul pada seorang pasien, antara lain:
Kulit terlihat pucat dan kering
Rasa mual dan muntah
Rasa sesak napas
Bagian lengan, leher, kaki, sampai paru-paru mengalami pembengkakan
Sering mengalami penurunan kesadaran
Rasa gatal di sekujur tubuh
Nafsu makan menghilang
Sering mengalami kram otot
Dalam melaksanakan prosedur pencakokan ginjal, macamnya dapat dibagi menjadi dua, berikut penjelasannya.
Macam pertama, yaitu deceased-donor kidney transplant yang merupakan prosedur transpantasi organ ginjal dari pendonor yang baru saja meninggal dunia.
Prosedur ini baru dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan atau izin dari keluarga maupun atas dasar keinginan dari pendonor ketika masih hidup.
Selanjutnya, living-donor kidney transplant yang merupakan prosedur transplantasi yang dilakukan dari salah satu organ ginjal pendorong yang masih hidup. Prosedur transplantasi ini yang saat ini dapat dilakukan di Indonesia.
Untuk menjadi pendonor ginjal, terdapat beberapa kriteria umum yang harus dipenuhi oleh seseorang, yaitu:
Berusia 18 hingga 60 tahun
Kondisi kesehatan tubuh secara fisik dan mental yang baik
Golongan darah yang sama dengan penerima donor
Tidak memiliki penyakit ginjal, seperti batu ginjal atau gagal ginjal
Tidak memiliki penyakit menular, seperti HIV/AIDS atau hepatitis
Tidak menderita penyakit kanker, paru, jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan elektrolit, serta gangguan pembekuan darah
Tidak merokok
Tidak menggunakan obat-obatan terlarang atau mengonsumsi alkohol
Memiliki berat badan ideal atau indeks massa tubuh < 30 kg/m2
Tidak dalam kondisi hamil
Belum pernah menerima transplantasi sebelumnya
Memiliki tekanan darah normal
Tidak memiliki penyakit auto imun
Tidak mengonsumsi obat-obatan secara rutin
Tidak mengalami penyakit pembuluh darah
Selain syarat medis, terdapat syarat administratif yang harus dipenuhi pendonor ginjal berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 38 Tahun 2016, yaitu:
Menyerahkan surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin praktik atau SIP.
Berusia di atas 18 tahun yang harus dibuktikan melalui dokumen identitas seperti KTP, kartu keluarga, maupun akta kelahiran.
Memiliki alasan yang jelas untuk menyumbangkan organ tubuh ke penerima organ secara sukarela.
Mendapat persetujuan dari suami atau istri, anak yang sudah dewasa, orang tua kandung, maupun saudara kandung donor.
Membuat pernyataan bahwa pendonor memahami indikasi, kontraindikasi, risiko, prosedur transplantasi, panduan hidup pasca transplantasi, serta pernyataan persetujuannya.
Membuat pernyataan tidak melakukan penjualan organ maupun perjanjian khusus lain dengan pihak penerima organ.
Sebelum melakukan proses transplantasi ginjal, terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan dan dipenuhi calon pendonor, seperti:
Pemeriksaan golongan darah untuk memastikan golongan darah antara pendonor dan penerima sama atau cocok.
Pemeriksaan crossmatch yang dilakukan dengan cara mencampurkan sampel darah pendonor dengan penerima untuk melihat reaksi kecocokan darah agar tidak ada antibodi yang dapat menyebabkan komplikasi atau kegagalan pada prosedur.
HLA typing yang dilakukan untuk melihat kecocokan penanda genetik tertentu antara pendonor dengan penerima.
Pemeriksaan darah lainnya, yang biasanya meliputi fungsi organ dan pemeriksaan serologis.
Pemeriksaan urine yang meliputi urinalisis, tes protein urine, mikroalbuminuria, serta perbandingan kreatinin yang digunakan untuk memastikan fungsi ginjal pendonor berfungsi dengan baik.
Foto rontgen dada
Pemeriksaan ginjal
EKG
Pemeriksaan fisik menyeluruh
Terdapat beberapa risiko yang dapat dihadapi sebagai seorang pendonor ginjal, mulai dari hipertensi, gagal ginjal, dan berbagai efek samping pasca prosedur.
Berikut penjelasan lebih dalamnya berikut ini:
Berikut ini beberapa risiko jangka panjang yang dapat timbul sebagai pendonor ginjal dan hidup dengan satu ginjal.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, hal ini dikarenakan hidup dengan satu ginjal dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi seseorang.
Gagal ginjal, walaupun jarang terjadi tetap adanya kemungkinan organ ginjal yang tersisa mengalami kerusakan ataupun mengalami gagal fungsi.
Proteinuria, di mana protein di dalam urine dapat menjadi indikasi awal terjadinya kerusakan pada organ ginjal.
Penyakit ginjal lainnya, di mana risiko terkena penyakit ginjal sebagai pendonor juga akan meningkat.
Infeksi yang dapat terjadi baik selama operasi maupun pasca operasi sama seperti dengan berbagai prosedur lainnya.
Pendarahan selama maupun sesudah prosedur juga dapat terjadi dan berisiko berbahaya.
Gumpalan darah yang dapat berbahaya dan menyebabkan kerusakan serius pada ginjal hingga menyebabkan masalah pada tubuh atau bahkan kehilangan nyawa.
Komplikasi bedah yang dapat terjadi selama maupun sesudah operasi seperti pendarahan, infeksi, dan berbagai masalah terkait anestesi juga dapat membahayakan pendonor.
Efek samping obat yang digunakan untuk mencegah penolakan ginjal atau imunosupresan juga sering kali memiliki efek sampingnya tersendiri.
Donor ginjal hidup masih penjadi prosedur pilihan terbaik bagi pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir yang dapat mengganti fungsi ginjal yang rusak tersebut.
Namun, sebagai donor ginjal hidup seseorang juga akan terpapar dengan berbagai risiko kesehatan serta berbagai aspek psikososial yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu biasa. Untuk lebih memahaminya, simak pembahasan berikut ini.
Sebagai pendonor ginjal hidup, salah satu risiko yang dihadapi adalah risiko gagal ginjal stadium akhir.
Menjalani nefrektomi atau prosedur bedah dengan mengangkat sebagian maupun seluruh ginjal bagi pendonor ginjal hidup dapat mengalami penurunan akut laju filtrasi glomerulus atau LFG hingga 25 sampai 40%. Walaupun begitu, fenomena tersebut dengan risiko gagal ginjal masih diperdebatkan.
Berdasarkan data dari 96.217 donor ginjal hidup serta partisipan sehat di Amerika Serikat menunjukkan bahwa insidensi kumulatif penyakit ginjal stadium akhir pada 15 tahun terakhir menunjukkan angka sebesar 30,8 per 10.000 dibandingkan dengan partisipan sehat dengan angka 3,9 per 10.000.
Risiko kematian serta komplikasi setelah operasi pada donor ginjal hidup memiliki angka yang sangat rendah. Hal ini juga ditunjukkan berdasarkan penelitian yang melibatkan 80.347 donor di Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa tingkat kematian dalam periode 90 hari setelah nefrektomi adalah 3,1 per 10.000.
Pada studi lain menggunakan data dari 98 rumah sakit pendidikan di Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa komplikasi pasca nefrektomi pada donor ginjal hidup terjadi pada 16,8% pasien yang meliputi masalah gastrointestinal (4,4%), pendarahan (3%), masalah pernapasan (2,5%), serta komplikasi terkait pembedahan maupun anestesi (2,4%).
Berbagai penelitian juga dilakukan guna mengurangi risiko bagi donor ginjal hidup serta meningkatkan hasil yang diharapkan setelah prosedur dilakukan.
Salah satu faktor penting yang dipertimbangkan dalam melakukan prosedur donor ginjal adalah memeriksa kecocokan usia antara donor dengan resipien. Aslam et al juga mengungkapkan bahwa kesesuaian usia antara donor dan resipien juga dapat mendukung kelangsungan hidup pasien dan organ yang dicangkokkan.
Pada penelitian retrospektif, Aslam et al mempelajari hasil transplantasi ginjal dari donor hidup berdasarkan usia donor dengan resipien. Donor dan penerima dikelompokkan ke dalam kategori usia muda dengan usia di bawah 50 tahun dan usia tua dengan usia di atas 50 tahun.
Berdasarkan 347 prosedur donasi ginjal hidup, ditemukan bahwa kelompok donor usia muda dengan penerima usia tua memiliki proporsi penerima yang merokok sebanyak 53,6% dan hepatitis C sebanyak 5,5% namun lama masa rawat lebih pendek, yaitu 5,3 hari.
Kelompok donor usia tua dengan penerima usia muda memiliki lama masa rawat terpanjang, yaitu 7,4 hari, namun masa iskemik dingin lebih pendek, yaitu 2,3 jam.
Tidak ada perbedaan signifikan terkait penundaan fungsi cangkok antar kelompok. Perbedaan tingkat komplikasi yang signifikan terlihat pada kejadian pendarahan dalam 30 hari yang paling tinggi ditemukan pada kelompok donor usia tua dengan penerima usia tua, yaitu 7,7%.
Risiko preeklampsia dan hipertensi selama kehamilan pada wanita yang menjadi donor ginjal hidup adalah faktor penting yang perlu dipertimbangkan.
Studi kohort retrospektif di tahun 2015 yang melibatkan 85 wanita donor ginjal serta 510 wanita non-donor ginjal menemukan bahwa risiko preeklampsia dan hipertensi selama kehamilan meningkat 2,4 kali lipat pada wanita donor ginjal.
Pada studi kohor yang dilakukan pada tahun 2019 dan melibatkan 59 wanita donor ginjal juga ditemukan bahwa adanya kecenderungan peningkatan risiko preeklampsia atau eklampsia pada donor ginjal, walaupun tidak signifikan secara statistik.
Namun, pada donor ginjal yang berusia kurang atau sama dengan 30 tahun, risiko preeklampsia atau eklampsia dilaporkan meningkat 4 kali lipat.
Sebaliknya, studi kohor retrospektif lain pada tahun 2018 yang melibatkan 225 donor dengan 426 kehamilan menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan terkait hipertensi, preeklampsia, maupun luaran komposit.
Perubahan kualitas hidup dan risiko finansial merupakan dua aspek penting yang perlu dipertimbangkan oleh donor ginjal hidup. Rodrigue et al juga mengungkapkan dalam sebuah studi bahwa donor ginjal hidup melaporkan perubahan minimal terkait mood, citra diri, kekhawatiran tentang gagal ginjal, kepuasan hidup, serta stabilitas keputusan hingga dua tahun setelah berdonasi.
Di mana, hasil tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol sehat non-donor.
Secara khusus, jumlah kasus secara khusus juga relatif cukup rendah dengan angka gangguan mood 16%, kekhawatiran gagal ginjal 21%, citra diri 13%, hingga ketidakpuasan hidup 10%.
Meskipun donasi ginjal hidup sering dianggap sebagai prosedur yang tidak memerlukan biaya khusus, donor tetap dapat mengalami risiko finansial. Biaya yang dikeluarkan oleh calon donor ginjal hidup dapat mencakup biaya langsung dan tidak langsung dari proses donasi, seperti biaya perjalanan, obat-obatan, kehilangan waktu kerja, dan biaya untuk tanggungan.
Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekitar 92% donor ginjal hidup mengeluarkan biaya langsung sebesar US$ 433, dan hampir sepertiga donor mengalami kehilangan pendapatan pada tahun pertama setelah donasi sebesar US$ 2712.
Penelitian serupa di Kanada melaporkan bahwa 98% donor ginjal hidup mengeluarkan biaya rata-rata sebesar US$ 1254, dan sebanyak 20% donor mengalami kehilangan pendapatan hingga US$ 5534.
Selain itu, aspek psikososial juga memainkan peran penting dalam kesejahteraan donor ginjal hidup. Donor mungkin mengalami perubahan dalam hubungan sosial dan dukungan emosional setelah donasi.
Beberapa donor melaporkan peningkatan rasa kepuasan dan makna hidup karena telah membantu orang lain, sementara yang lain mungkin merasa cemas atau khawatir tentang kesehatan mereka di masa depan.
Penting bagi calon donor untuk mendapatkan konseling dan dukungan yang memadai sebelum dan setelah prosedur untuk memastikan bahwa mereka siap secara emosional dan psikologis.
Di sisi lain, risiko finansial yang dihadapi oleh donor ginjal hidup tidak hanya terbatas pada biaya langsung dan kehilangan pendapatan.
Donor juga mungkin menghadapi biaya tambahan yang tidak terduga, seperti biaya medis yang tidak ditanggung oleh asuransi, biaya perawatan jangka panjang, dan biaya untuk mengatasi komplikasi yang mungkin timbul setelah donasi.
Oleh karena itu, penting bagi calon donor untuk mempertimbangkan semua aspek finansial sebelum memutuskan untuk mendonorkan ginjal mereka.
Secara keseluruhan, meskipun donasi ginjal hidup dapat memberikan manfaat besar bagi penerima, calon donor harus mempertimbangkan dengan cermat semua risiko dan dampak yang mungkin terjadi, baik dari segi kesehatan fisik, psikososial, maupun finansial.
Dukungan yang memadai dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan sangat penting untuk membantu donor menghadapi tantangan yang mungkin timbul setelah donasi.
Nah, itulah penjelasan seputar donor ginjal yang harus kamu ketahui, mulai dari apa yang dimaksud dengan transplantasi, syarat, hingga berbagai risiko yang dapat timbul dari prosedur tersebut.
Penting untuk melakukan konsultasi ke dokter terlebih dahulu ketika ingin berobat maupun melakukan prosedur apapun. Asuransi kesehatan hadir sebagai langkah preventif yang dapat kamu gunakan untuk membantu melindungi finansial dan memastikan akses ke perawatan kesehatan yang dibutuhkan.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi kesehatan juga dapat dilihat melalui data dari AAJI atau Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia di mana sepanjang tahun 2024, klaim asuransi naik 16,4% secara tahunan menjadi Rp 24,18 triliun.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa asuransi kesehatan sebagai langkah preventif baik sebagai perlindungan finansial maupun kesehatan juga sangatlah krusial untuk dipahami.
MyProtection hadir memberikan perlindungan kesehatan terbaik bagi kamu dan anggota keluarga dengan manfaat tambahan Saldo Prima melalui Perlindungan Kesehatan Prima.
Berikut ini beberapa keunggulan produk Perlindungan Kesehatan Prima yang harus kamu ketahui:
Manfaat tambahan Saldo Prima ya memberikan penggantian atas pembelian vitamin maupun obat-obatan tanpa perlu melakukan perawatan Rawat Inap maupun Rawat Jalan.
Santunan tunai harian Rawat Inap di Rumah Sakit untuk penjamin pertama oleh BPJS Kesehatan
Pilihan manfaat Rawat Inap dan Rawat Jalan sesuai kebutuhan
Pembayaran klaim secara cashless di lebih dari 1.000 Rumah Sakit di Indonesia
24 jam Contact Center dan Case Monitoring
Layanan eksklusif Personal Medical Assistance
Laporan perhitungan klaim via email
*PT Lippo General Insurance Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Tahukah kamu, ternyata terdapat banyak manfaat minum air ketumbar sebelum tidur bagi kesehatan yang dapat kamu rasakan. Mulai dari membantu meningkatkan kualitas tidur, hingga membantu tubuh menjadi lebih rileks.
Untuk dapat lebih memahami apa saja manfaat dari air ketumbar ini, simak ulasan berikut ini yang membahas secara mendalam apa saja khasiat dari air rebusan ketumbar. Semoga bermanfaat!
pexels
Berikut ini penjelasan mengenai apa saja manfaat dari minum air ketumbar yang dapat kamu rasakan bagi kesehatan tubuh dengan meminum air ketumbar sebelum tidur.
pexels
Manfaat minum air ketumbar sebelum tidur pertama, yaitu meningkatkan kualitas tidur. Hal ini dikarenakan air ketumbar mampu membantu merelaksasikan tubuh serta pikiran yang dapat membantu seseorang untuk tertidur lebih pulas.
Tidur yang cukup dan berkualitas menjadi penting bagi manusia untuk tetap menjaga kesehatan tubuh dan pikiran, memulihkan energi, hingga memperbaiki sel yang dapat membantu dalam menjalankan aktivitas setiap harinya.
Manfaat selanjutnya dari meminum air ketumbar selanjutnya adalah melancarkan detoksifikasi tubuh. Hal ini dikarenakan air ketumbar memiliki sifat diuretik, yang berarti mampu meningkatkan produksi urine.
Oleh karena itu, racun dan limbah metabolisme yang sudah terakumulasi dalam tubuh sepanjang hari dapat dikeluarkan melalui urine.
Proses detoksifikasi ini juga dapat membantu dalam membersihkan sistem ginjal serta menjaga kesehatannya. Agar hasilnya maksimal, pastikan kamu telah mengonsultasikan dengan dokter maupun ahli kesehatan sebelum mengonsumsi air ketumbar secara rutin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Meminum air ketumbar juga dapat membantu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena kandungan vitamin, seperti vitamin C, vitamin A, serta zat besi yang membantu menjaga sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi.
Nutrisi-nutrisi tersebut penting bagi tubuh dan kesehatan, karena memiliki peran sebagai berikut.
Vitamin C, yang memiliki peran penting dalam meningkatkan produksi sel darah putih yang menjadi bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Vitamin A, yang memegang peranan penting untuk menjaga kesehatan sel kekebalan tubuh serta membantu dalam melawan infeksi.
Zat Besi, yang membantu sel darah merah dalam membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh yang krusial dalam fungsi sistem kekebalan tubuh yang lebih optimal.
Air Ketumbar juga dapat membantu dalam menyegarkan pernafasan seseorang jika diminum sebelum tidur.
Hal ini dikarenakan kandungan senyawa di dalamnya memiliki kemampuan yang dapat membantu dalam menghilangkan bau mulut yang tidak sedap jika dilakukan secara rutin.
Untuk menghilangkan bau mulut, kamu juga dapat menjadikan air ketumbar sebagai obat kumur alami yang dapat membantu mengurangi bau mulut serta menjaga kebersihan mulut secara keseluruhan.
pexels
Manfaat minum air ketumbar sebelum tidur juga dapat membantu dalam melawan infeksi bakteri karena memiliki kandungan senyawa antibakteri atau anti mikroba, seperti dodecanal.
Senyawa tersebut dapat membantu dalam membasmi bakteri E.coli serta Salmonela yang dapat menyebabkan penyakit diare serta keracunan makanan.
Bukan hanya itu, mengonsumsi air ketumbar juga dipercaya dapat membasmi bakteri yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau ISK.
Untuk lebih jelas, berikut ini rincian terkait manfaat air ketumbar untuk membantu melawan infeksi, sebagai berikut.
Kandungan Anti mikroba, senyawa kandungan yang dapat membantu dalam melawan infeksi tertentu serta penyakit yang diakibatkan oleh makanan.
Dodecenal, senyawa di dalam ketumbar yang efektif untuk melawan berbagai bakteri seperti Salmonela yang merupakan penyebab keracunan makanan serius.
Infeksi Saluran Kemih, berdasarkan penelitian tabung reaksi dipercaya biji ketumbar dapat membantu dalam melawan bakteri penyebab infeksi saluran kemih.
Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh, yang disebabkan oleh kandungan vitamin c yang dapat membantu dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Mengonsumsi air ketumbar juga dipercaya dapat meredakan berbagai masalah pencernaan, mulai dari mual, diare, hingga kembung. Hal ini dikarenakan kandungan serat yang ada di dalam biji ketumbar mampu meningkatkan sistem kerja pencernaan secara keseluruhan.
Bukan hanya itu, air ketumbar juga dikenal memiliki sifat antioksidan, antibakteri, serta anti radang yang dapat membantu dalam mengatasi masalah pencernaan sehingga banyak orang menjadikan salah satu alternatif obat alami untuk masalah pencernaan yang mereka alami.
Untuk lebih memahami kegunaannya untuk berbagai masalah pencernaan, berikut lebih rinci manfaat dan penjelasannya.
Meningkatkan kerja sistem pencernaan berkat adanya kandungan serat yang ada di dalam ketumbar.
Meredakan kembung dan mual, ketumbar yang sifatnya karminatif juga dapat membantu dalam mengurangi gas serta kembung dalam perut hingga meredakan mual.
Mencegah sembelit, kandungan serat dalam ketumbar juga dapat membantu dalam mendukung pergerakan usus yang sehat sehingga menghindari sembelit.
Sifat antioksidan, antibakteri, dan anti radang sehingga sering kali menjadi alternatif dan pilihan obat alami banyak orang yang mengalami gangguan pencernaan.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di dalam Digestive Diseases and Sciences menunjukkan bahwa 32 orang dengan IBS yang merupakan gangguan kronis yang mempengaruhi 20 persen orang Amerika.
Di mana, setelah delapan minggu mengonsumsi obat yang mengandung ketumbar mengalami penurunan gejala serta frekuensi nyeri dan ketidaknyamanan perut secara signifikan.
Bagi kamu yang mengalami peradangan dalam tubuh, meminum air ketumbar juga dapat membantu dalam menguranginya karena kandungan senyawa anti inflamasi di dalamnya.
Dengan secara rutin meminum air ketumbar, sahabat MyProtection juga dapat merasakan pengurangan rasa nyeri sendi, radang pada saluran pernafasan, maupun kondisi peradangan lainnya.
Simak penjelasan lebih detailnya, berikut ini:
Senyawa Anti-Inflamasi yang dapat membantu dalam mengurangi tingkat peradangan yang terjadi pada tubuh.
Meredakan Nyeri Sendi, ketumbar memiliki senyawa seperti cineole serta asam linoleat yang dapat membantu mengurangi nyeri radang sendi serta melawan aktivitas sitokin pro-inflamasi.
Mengatasi Peradangan Kulit, ketumbar juga dipercaya dapat membantu dalam mengatasi peradangan kulit seperti jerawat karena memiliki kandungan anti bakteri di dalamnya.
Air ketumbar juga banyak dimanfaatkan banyak orang karena sumber antioksidan alami yang kuat. Kandungan antioksidan seperti vitamin C, vitamin A, polifenol, hingga berbagai senyawa fitokimia dapat ditemukan dalam ketumbar yang memiliki banyak manfaat.
Antioksidan dapat membantu dalam melawan radikal bebas serta melindungi sel dari kerusakan. Selain itu, antioksidan juga dapat membantu dalam menurunkan risiko penyakit kronis seperti kanker hingga diabetes.
Terdapat beberapa manfaat antioksidan bagi kesehatan secara keseluruhan, yaitu:
Melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel serta berkontribusi pada berbagai penyakit.
Mencegah kerusakan sel, antioksidan dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas.
Meningkatkan kesehatan umum, dengan mengonsumsi air ketumbar kamu juga dapa menjaga kesehatan serta mengurangi berbagai risiko penyakit kronis.
Bukan hanya itu, antioksidan juga memiliki banyak manfaat lainnya bagi tubuh, seperti mencegah penuaan dini, mencegah penyakit jantung, meningkatkan kesehatan otak, dan masih banyak lagi.
Beberapa kandungan antioksidan di dalam rebusan ketumbar, yaitu:
Vitamin C dan A, yang dapat membantu dalam melawan radikal bebas serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Polifenol, yang menjadi senyawa dengan sifat antioksidan yang kuat.
Fitokimia, di mana senyawa seperti terpinene, quercetin, lutein, serta flavonoid juga memiliki peran sebagai antioksidan.
Minum air ketumbar sebelum tidur juga dapat membantu untuk mengendalikan kadar gula darah agar tetap di dalam batas normal.
Hal ini dikarenakan air ketumbar maupun ekstrak ketumbar mampu meningkatkan produksi serta kerja hormon insulin yang dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap normal.
Kandungan zat aktif di dalam ketumbar seperti flavonoid dan polifenol dapat meningkatkan sensitivitas insulin dalam tubuh seseorang, sehingga penggunaan glukosa di tubuh menjadi lebih efisien.
Dipercaya juga air ketumbar memiliki efek anti diabetes yang dapat membantu dalam mengontrol kadar gula darah khususnya bagi orang-orang yang menderita diabetes tipe 2.
Air ketumbar juga dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Kandungan ketumbar dapat mengendalikan tekanan darah serta menurunkan kolesterol jahat atau LDL yang memiliki potensi memicu penyakit jantung.
Selain itu, kandungan di dalam ketumbar juga dipercaya mampu menurunkan risiko arteriosklerosis atau penyempitan serta pengerasan pembuluh darah arteri yang terjadi akibat penumpukan plak di dinding pembuluh darah, yang menjadi penyebab umum penyakit jantung koroner.
Ketumbar juga memiliki kandung vitamin K yang dapat mencegah kekakuan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan terjadinya arteriosklerosis. Untuk mengenali arteriosklerosis di jantung, simak gejala yang harus kamu ketahui:
Nyeri dada seperti ditekan maupun diremas atau angina
Nyeri atau tekanan pada pundak, lengan, rahang, maupun punggung
Gangguan irama jantung atau aritmia
Sesak napas, berkeringat, serta gelisah
Air ketumbar juga dapat dimanfaatkan untuk kesehatan rambut dengan memperkuat akar rambut karena memiliki kandungan vitamin dan mineral seperti vitamin C, K, serta zak besi yang bermanfaat bagi pertumbuhan rambut.
Ketumbar juga memiliki sifat anti mikroba yang efektif untuk mengatasi ketombe serta menjaga kesehatan kulit kepala.
Dengan rutin mengonsumsi air ketumbar, folikel pada rambut akan mendapatkan nutrisi yang cukup yang memungkinkan memperbaiki rambut yang rusak serta mengurangi risiko rambut bercabang.
Selain dengan cara diminum, kamu juga dapat memanfaatkan ketumbar sebagai masker rambut dengan menghaluskan dan menambahkan minyak kepala maupun minyak zaitun. Setelah campurannya jadi, oleskan ke kulit kepala, pijat lembut, diamkan sebentar, lalu bilas.
Sifat antibakteri dan anti jamur yang dimiliki ketumbar juga bermanfaat dalam menjaga keseimbangan mikroba alami di area kewanitaan dan mengatasi berbagai permasalahan seperti keputihan, nyeri haid, serta membantu meningkatkan kesuburan.
Berdasarkan jurnal dari PubMed Central, kandungan antioksidan di dalam ketumbar mampu membantu dalam meredakan peradangan ringan serta mencegah iritasi.
Berikut ini beberapa manfaat air ketumbar bagi kesehatan area kewanitaan yang harus kamu ketahui.
Mengatasi keputihan, hal ini karena senyawa yang ada di dalam biji ketumbar mampu membantu mengatasi permasalahan keputihan pada wanita.
Meredakan nyeri haid, ketumbar juga memiliki kandungan anti inflamasi serta analgesik yang dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman selama masa menstruasi.
Meningkatkan kesuburan, antioksidan di dalam ketumbar juga dapat mengurangi stres oksidatif pada sel telur sehingga dapat meningkatkan kualitas sel telur dan kesuburan wanita.
Mencegah infeksi jamur
Menjaga keseimbangan hormon
Meningkatkan imunitas
Menstimulasi regenerasi sel-sel baru
Melawan radikal bebas
Mencegah anemia
Memperbaiki siklus menstruasi
https://www.alodokter.com/5-manfaat-air-ketumbar-yang-perlu-diketahui
Untuk bisa mendapatkan manfaat dari air ketumbar, berikut cara meminumnya yang tepat yang harus kamu ketahui:
Untuk membuat air ketumbar, berikut bahan-bahan yang kamu perlukan:
2 sendok makan biji ketumbar
1 liter air mineral
Mendidihkan 1 liter air
Memasukkan 2 sdm biji ketumbar yang sudah disiapkan dan mendiamkannya selama 15 menit
Menyaring biji ketumbar dari air rebusannya
Mendiamkannya selama 2 jam, lalu air rebusan ketumbar sudah dapat diminum
Selain meminumnya secara langsung, kamu juga dapat menambahkan berbagai herbal lain yang dapat meningkatkan manfaatnya, seperti bunga hibiskus, kapulaga, maupun kunyit.
Selain dapat dikonsumsi sebelum tidur, terdapat beberapa waktu lain yang direkomendasikan untuk meminum air ketumbar, sebagai berikut.
Selain di malam hari, terdapat beberapa waktu terbaik untuk mengonsumsi air ketumbar seperti di pagi hari yang dapat membantu sistem pencernaan seseorang.
Hal ini dikarenakan air ketumbar dapat bekerja sebagai detoksifikasi alami, di mana membantu membuang racun yang terkumpul, hingga mempersiapkan tubuh untuk memproses makanan dengan lebih baik di sepanjang hari.
Air ketumbar juga dapat membantu memberikan energi yang stabil karena dapat membantu mengatur kadar gula darah.
Mengonsumsi air ketumbar setelah makan berat juga bermanfaat bagi tubuh manusia. Di mana, air ketumbar memiliki kandungan enzim pencernaan yang dapat membantu dalam mencegah kembung, meredakan gangguan pencernaan, hingga mempercepat proses metabolisme.
Meminum air ketumbar selama masa menstruasi juga dapat membantu dalam meredakan rasa nyeri serta mengatur hormon.
Air ketumbar memiliki kandungan anti-inflamasi serta analgesik yang mampu mengurangi rasa tidak nyaman yang dapat dirasakan selama siklus menstruasi.
Walaupun tidak memiliki aturan pasti seberapa banyak air ketumbar dapat diminum, disarankan untuk meminum satu gelas dalam sehari agar dapat merasakan manfaatnya secara maksimal.
Selain itu, bagi seseorang yang menderita diabetes juga harus lebih memperhatikan sebelum mengonsumsi air ketumbar karena memiliki risiko untuk menurunkan gula darah secara drastis jika diminum bersamaan dengan obat diabetes.
Bagi sahabat MyProtection yang membutuhkan perlindungan kesehatan, Perlindungan Kesehatan Prima dari MyProtection hadir yang bukan hanya memberikan solusi perlindungan kesehatan bagi diri sendiri namun juga anggota keluarga dengan manfaat tambahan Saldo Prima.
Berikut ini beberapa keunggulan produk Perlindungan Kesehatan Prima yang harus kamu ketahui:
Manfaat tambahan Saldo Prima yang memberikan penggantian atas pembelian vitamin maupun obat-obatan tanpa perlu melakukan perawatan Rawat Inap maupun Rawat Jalan
Santunan tunai harian rawat inap di Rumah Sakit untuk penjamin pertama oleh BPJS Kesehatan
Pilihan manfaat rawat inap dan rawat jalan sesuai kebutuhan
Pembayaran klaim secara cashless di lebih dari 1.000 Rumah Sakit di Indonesia
24 jam contact center dan case monitoring
Layanan eksklusif personal medical assistance
Laporan perhitungan klaim via email
*PT Lippo General Insurance Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Hi, Sahabat MyProtection!
Akhir-akhir ini kita seringkali mendengar mengenai isu resesi global yang berpotensi untuk terjadi di 2023. Namun sebenarnya, apa itu resesi, dampaknya serta hal apa saja yang perlu kita persiapkan?
Apa itu Resesi & Dampaknya
Resesi, berdasarkan pemaparan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), merupakan suatu kondisi dimana perekonomian negara melambat atau semakin buruk dalam jangka waktu tertentu, misalnya dalam 3 (tiga) atau (6) bulan. Resesi dapat disebabkan oleh inflasi, deflasi berlebohan, tidak seimbangnya jumlah produksi dengan konsumsi hingga guncangan ekonomi akibat bencana, wabah, dan perkembangan teknologi.
Jika terjadi resesi di suatu negara, maka ada beberapa dampak yang bisa timbul yaitu:
Lalu, Perlu Persiapkan Apa?
Walau ancaman resesi belum tentu terjadi, namun tak ada salahnya kita bersiap-siap. Berikut ini beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk memastikan kesigapan kita, terutama secara finansial:
Atur Ulang Pengeluaran
Coba perhatikan kembali pengeluaranmu, apakah ada hal-hal yang bisa dikurangi, ditunda atau bisa membantu kamu berhemat? Misalnya, pengeluaran tersier seperti membeli tas baru bisa ditunda terlebih dahulu.
Lunasi Hutang Jika Ada
Lunasi hutang atau kurangi beban hutang untuk mengantisipasi keuangan macet di masa depan. Serta memastikan uang kita tidak habis untuk membayar hutang saat ada kondisi darurat.
Siapkan Dana Darurat
Berbicara mengenai kondisi darurat, dalam kehidupan pastinya ada kejadian tak terduga. Oleh karena itu, berbagai ahli keuangan menyarankan agar tiap orang menyiapkan dana darurat. Aturan standar dana darurat adalah 3 (tiga) kali biaya hidup untuk individu lajang dan 6 (enam) kali biaya hidup untuk kalian yang sudah berkeluarga.
Diversifikasi Investasi
Salah satu saran yang seringkali kita dengar adalah don’t put all your eggs in one basket. Artinya, jangan menaruh seluruh uangmu di satu instrumen investasi. Tujuannya untuk mengantisipasi alur keuanganmu tidak ikut macet jika ada investasi yang kurang menguntungkan.
Fokus pada Kerja/Bisnis & Cari Tambahan Jika Perlu
Selain berhemat, salah satu upaya efektif untuk meningkatkan kestabilan finansial kamu tentunya dengan meningkatkan pendapatan. Kamu bisa menjalankan beberapa side hustle seperti menjadi dropshipper, bekerja freelance, atau tingkatkan skill memperluas kesempatan meraih jenjang karier yang lebih tinggi.
Pastikan Asset Milikmu Aman & Terlindungi
Berbicara soal persiapan, masa depan bukan melulu jadi topik utama. Kamu juga harus menjaga asset yang sudah dimiliki saat ini, sehingga bisa menghindari risiko kerugian di masa depan. Asset yang kita miliki contohnya kesehatan, harta benda sepreti rumah dan kendaraan, dan uang tunai. Misalnya, kamu bisa mengurangi risiko kerugian terkait kesehatan & harta benda dengan asuransi.
Saat ini, MyProtection memiliki Perlindungan Kesehatan Prima dengan fitur klaim cashless, online consultation, telemedicine dan Saldo Prima. Semuanya bisa kamu manfaatkan untuk menjaga keluarga (dan dompet) tetap PRIMA di tengah situasi apapun, termasuk resesi. Dengan 6 ribuan/hari + diskon hingga 50%, kamu & keluarga bisa dapatkan manfaat hingga ratusan juta. Info selengkapnya klik tombol di bawah ini atau hubungi CS MyProtection di Whatsapp +62 882-1321-7520 dan email ke cs@myprotection.id
Salam,
Sahabat MyProtection