Sakit perut sebelah kiri dapat disebabkan banyak hal mulai dari yang ringan, seperti perut kembung atau bahkan penyakit yang jauh lebih serius yang perlu kamu ketahui.
Jika rasa sakit tidak reda dalam waktu 1 hingga 2 hari, sahabat MyProtection harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter segera agar dapat menimbulkan masalah kesehatan berbahaya, seperti batu ginjal maupun kista ovarium.
Hal ini dikarenakan perut bagian kiri merupakan tempat organ-organ penting berada, mulai dari limpa, pankreas, ginjal kiri, usus besar, hati, hingga kelenjar adrenal.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih mendalam seputar rasa sakit perut sebelah kiri yang timbul disebabkan apa saja serta gejala-gejala lainnya. Simak selengkapnya!
pexels
Rasa sakit yang dirasakan menurut dokter dapat menjadi indikator beberapa penyakit, begitu pula dengan rasa sakit perut sebelah kiri yang dapat disebabkan oleh beberapa hal berdasarkan letaknya, baik di sebelah kiri atas maupun bawah perut, sebagai berikut.
Sakit perut sebelah kiri bagian atas pada umumnya disebabkan oleh berbagai organ yang berada di bawah tulang rusuk bagian kiri, seperti limpa, ginjal kiri, pankreas, bagian atas usus besar, paru-paru, hingga hati.
Walaupun organ jantung tidak berada di dekatnya terkadang rasa sakit yang muncul dapat disebabkan oleh organ tersebut pula. Berikut beberapa penyakit yang dapat menyebabkannya:
Serangan jantung
Nyeri dada
Perikarditis atau peradagangan pada lapisan jantung
Pankreatitis atau radang pankreas
Pembesaran limpa
Pneumonia
Pkleuritis atau peradangan selaput paru-paru
Pneumothorax
Kostokondritis atau peradangan di tulang
Tulang rusuk patah
Endokarditis
Penyakit usus buntu
Sakit perut sebelah kiri bagian bawah juga biasanya disebabkan oleh beberapa organ yang ada di area tersebut, mulai dari usus kecil, usus besar, rektum, serta ureter kiri. Berikut beberapa penyakit yang dapat menyebabkannya:
Divertikulitis
Hernia
Gastroenteritis
Irritable bowel syndrome (IBS)
Kanker kolorektal
Infeksi ginjal
Batu ginjal
Penyakit crohn
Kolitis ulseratif
Aneurisma aorta abdominal atau pembengkakan pembuluh darah aorta di dalam perut
Usus terpelintir
Secara khusus pada wanita, rasa sakit pada perut bagian kiri bawah juga dapat disebabkan oleh penyakit seperti kista ovarium, kram menstruasi, endometriosis, torsi ovarium, kehamilan ektopik, dan radang panggul.
pexels
Seperti yang sudah dibahas di atas secara singkat, terdapat banyak penyakit yang dapat menimbulkan rasa sakit pada perut di sebelah kiri dari yang tergolong ringan hingga berat.
Jika ringan, pada umumnya gejala akan menghilang dalam kurun waktu 1 hingga 2 hari, namun jika keadaan tidak kunjung membaik, berikut beberapa penyakit yang dapat menyebabkannya:
Pada banyak situasi, penyebab munculnya rasa nyeri pada sisi kiri bagian bawah perut adalah divertikulitis yang merupakan peradangan pada divertikula atau kantong-kantong kecil yang terbentuk pada usus besar.
Saat kantong tersebut robek, mengalami pembengkakan maupun infeksi maka akan menyebabkan divertikulitis.
Divertikulitis dapat disebabkan karena adanya bakteri yang terperangkap di salah satu kantong usus besar serta melemahnya bagian dinding organ besar. Oleh sebab itu, kondisi ini lebih sering dan umum dialami orang yang berusia lebih dari 50 tahun.
Seseorang yang terkena divertikulitis juga dapat dilihat melalui gejala-gejala lain seperti, demam, mual, muntah, hingga sembelit maupun diare pada beberapa kasus tertentu.
Gastritis yang merupakan perdagangan, iritasi, maupun pengikisan yang terjadi pada lapisan lambung yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada bagian perut.
Gastritis sendiri dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi bakteri, stres, mengonsumsi alkohol, merokok, ataupun seiring bertambahnya usia.
Penyakit ini sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut yang dapat terjadi secara tiba-tiba, dan gastritis kronis yang terjadi secara perlahan pada waktu yang lama.
Gastritis kronis yang sifatnya berkepanjangan pada umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori yang dapat menyerang lapisan pada lambung dan menyebabkan rasa nyeri tersebut. Gejala-gejala lain dari gastritis termasuk mual, muntah, hingga bagian perut terasa penuh.
Peradangan pankreas atau pankreatitis merupakan gangguan kesehatan pencernaan yang dapat menyebabkan rasa nyeri pada perut. Organ pankreas berada di sisi kiri perut, sehingga sering kali rasa nyeri timbul di bagian tersebut.
Jika mengalami peradangan pankreas, seseorang dapat merasakan rasa sakit khususnya ketika berbaring, makan, maupun minum.
Gangguan kesehatan ini juga dapat menimbulkan berbagai gejala lainnya, seperti demam, mencret, perut terasa sakit, serta mual dan muntah.
Jika kondisi ini dibiarkan dan tidak segera mendapatkan penanganan, maka dapat memiliki risiko terjadi komplikasi yang lebih berbahaya, seperti gagal ginjal dan malnutrisi.
Radang usus besar juga dapat menyebabkan sakit perut sebelah kiri dan merupakan gangguan kesehatan yang menyebabkan peradangan pada lapisan usus besar dan menimbulkan luka pada saluran pencernaan.
Radang usus besar atau yang dikenal dengan kolitis ataupun inflammatory bowel disease, juga bukan hanya menyebabkan rasa nyeri pada perut, tapi juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti diare, kelelahan, hingga perubahan tekstur feses.
Untuk menghindari gangguan kesehatan ini, sahabat MyProtection harus menghindari pola makan buruk, merokok, hingga mengonsumsi makanan tinggi lemak dan daging prosesan.
Hernia atau turun berok merupakan kondisi medis di mana organ dalam tubuh seseorang menonjol keluar melalui dinding otot maupun jaringan yang melemah.
Bergantung pada jenis hernia yang dialami seseorang, pada umumnya hernia sendiri tidaklah berbahaya dan hanya menyebabkan sedikit gangguan pada tubuh.
Namun, jika terjadi pada otot perut bagian kiri seseorang, hernia dapat menyebabkan rasa nyeri perut di sebelah kiri khususnya ketika membungkuk, tertawa, batuk, hingga mengangkat beban.
Terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melakukan penanganan pada hernia, seperti:
Pengobatan hernia tanpa melakukan operasi, yang dapat dilakukan dengan mengubah pola makan dan mengonsumsi obat yang diberikan dokter.
Jika kondisi semakin parah, maka tindakan operasi dianjurkan untuk segera menanganinya.
Maag merupakan gangguan kesehatan berupa peradangan pada lapisan lampung yang dapat menyebabkan rasa nyeri pada perut, khususnya perut bagian sebelah kiri.
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko sakit maag pada seseorang, mulai dari masalah emosional, bakteri helicobacter pylori, makan berlebihan, kafein, dan masih banyak lagi.
Selain rasa nyeri pada perut, terdapat beberapa gejala maag lainnya yang bisa dirasakan, seperti rasa penuh atau tidak nyaman sehabis makan, merasa cepat kenyang, kehilangan selera makan, hingga penurunan berat badan.
Penumpukan gas merupakan kondisi di mana sejumlah gas terjebak di dalam usus yang dapat menimbulkan rasa nyeri di perut. Gas yang dihasilkan dari proses pencernaan bergerak terlalu lambat maupun tidak bergerak dapat menyebabkan penumpukan gas tersebut.
Untuk mengatasi penumpukan gas kamu dapat melakukan beberapa hal ini sendiri di rumah, yaitu:
Mengeluarkan gas dengan cara bersendawa maupun buang angin
Mengeluarkan angin dalam perut dengan berbaring, menarik napas melalui hidung, tahan napas, dan buang kembali perlahan.
Angina merupakan gangguan kesehatan berupa nyeri pada bagian dada yang timbul karena asupan darah yang mengalir ke otot jantung berkurang.
Gangguan kesehatan ini dapat menimbulkan rasa nyeri pada perut bagian kiri atas, dada terasa diremas, rasa tidak nyaman di bagian leher dan rahang, hingga nyeri dada menusuk.
Walaupun pada umumnya Angina tidak mengancam nyawa seseorang, namun penyakit ini dapat menjadi penanda awal dari penyakit kardiovaskular yang lebih serius.
Rasa nyeri pada bagian perut merupakan suatu hal yang sering dialami oleh banyak orang, baik wanita dan pria. Namun, khususnya bagi para wanita rasa sakit perut pada bagian kiri dapat disebabkan karena beberapa penyakit, seperti:
Pada bagian perut di sisi kiri bagian atas terdapat organ lambung. Oleh sebab itu, jika sahabat MyProtection sedang mengalami gastritis di mana terjadi peningkatan produksi asam lambung yang disebabkan telat makan maupun mengonsumsi makanan yang terlalu asam dan pedas, maka dapat timbul rasa nyeri perut khususnya di bagian area kiri atas.
Rasa sakit perut juga dapat timbul dikarenakan kurang mengonsumsi serat dan air putih yang dapat meningkatkan risiko terkena gangguan sistem pencernaan, seperti sembelit maupun konstipasi.
Bukan hanya itu, rasa sakit perut di sebelah kiri juga dapat timbul karena adanya iritasi pada usus atau irritated bowel syndrome yang dapat disebabkan banyak hal, mulai dari alergi, stres, gangguan sistem saraf, dan masih banyak lagi.
Pada bagian perut sisi kiri wanita terdapat beberapa organ reproduksi, seperti ovarium atau indung telur serta tuba falopi, sehingga jika rasa nyeri muncul di bagian tersebut dapat disebabkan adanya gangguan sistem reproduksi.
Seperti contohnya, jika terdapat kista ovarium dengan ukuran yang cukup besar dapat menyebabkan penekanan yang menimbulkan rasa nyeri pada perut.
Bukan hanya itu, jika terjadi proses pembuahan yang tidak menempel pada bagian uterus dan terus bertumbuh di tuba falopi, hal tersebut dapat menyebabkan kehamilan ektopi terganggu atau KET yang menimbulkan rasa nyeri perut yang luar biasa.
Di bagian perut wanita juga terdapat rahim, di mana jika terdapat endometriosis di area uterus bagian kiri maka juga dapat menjadi penyebab rasa sakit perut pada wanita, terutama yang sedang mengalami siklus menstruasi.
Selanjutnya, rasa sakit perut yang disebabkan oleh sistem urologi yang disebabkan karena adanya infeksi maupun batu pada saluran kemih. Jika terjadi pada bagian kiri perut, maka terdapat infeksi maupun batu pada area ureter di sisi kiri.
Gangguan sistem urologi pada wanita juga dapat disebabkan oleh hal lain, seperti cedera otot yang timbul dan semakin parah karena aktivitas yang dilakukan terlalu berat.
Bukan hanya itu saja, rasa sakit pada perut bagian kiri juga dapat ditimbulkan karena mengalami hernia atau yang juga dikenal dengan istilah turun berok. Kondisi medis ketika organ dalam tubuh menonjol keluar melalui jaringan maupun otot yang melemah.
Pada fase awal, gejala hernia akan sulit dirasakan, namun jika terjadi penjepitan usus di bagian hernia tersebut maka dapat menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa.
pexels
Untuk mengurangi dan mengatasi rasa sakit perut di bagian sebelah kiri kamu harus terlebih dahulu mengetahui penyebab timbulnya rasa sakit tersebut.
Untuk sakit perut sebelah kiri yang dapat digolongkan ringan, terdapat beberapa penanganan yang dapat dilakukan, sebagai berikut.
Sebagai langkah penanganan awal, terdapat beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi rasa sakit perut di bagian sebelah kiri di rumah. Apa saja? Simak di sini!
Mengompres bagian perut dengan handuk yang sebelumnya telah direndam menggunakan air hangat
Memperbanyak meminum air putih
Mengonsumsi makanan dengan porsi yang lebih sedikit, namun frekuensinya di perbanyak dan fokus pada makanan yang memiliki tekstur lembut.
Mengunyah makanan yang dikonsumsi secara perlahan
Menghindari makanan pedas, asam, dan juga berlemak
Menghindari mengonsumsi minuman yang mengandung kafein, soda, maupun alkohol.
Bukan hanya cara di atas, terdapat beberapa obat-obatan yang dapat kamu konsumsi untuk membantu mengurangi dan mengatasi rasa sakit perut sebelah kiri, yaitu:
Obat simethicon, yang dapat membantu dalam menghilangkan gas di dalam perut.
Antasida atau peredam asam, yang dapat membantu dalam mengatasi sakit perut yang disebabkan penyakit asam lambung.
Obat pencahar atau pelunak tinja, yang dapat membantu dalam mengatasi sakit perut yang diakibatkan sembelit.
Loperamide atau bismuth subsalicylate, yang dapat membantu dalam menghilangkan kram perut yang diakibatkan diare.
Tay Pin San 12 Sachet, yang merupakan obat herbal yang dapat membantu dalam meredakan sakit perut serta perut kembung. Selain itu, obat ini juga membantu mengurangi frekuensi diare maupun buang air besar.
Promag Suspensi 60 ml, yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit perut yang disebabkan maag.
Buscopan Plus 4 Tablet, yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri perut yang muncul dari lambung maupun usus halus.
Hal yang harus diperhatikan adalah untuk menghindari pengonsumsian obat anti inflamasi nonstreoid atau OAINS, contohnya ibuprofen yang dapat menyebabkan iritasi lambung.
Hal yang harus diperhatikan juga, jika rasa sakit perut tidak kunjung membaik setelah melakukan langkah-langkah di atas, akan lebih baik untuk segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan sesegera mungkin.
Terdapat beberapa pengobatan lebih lanjut yang dapat dilakukan dan pada umumnya melibatkan pemeriksaan diagnostik seperti USG, CT scan, maupun kolonoskopi berdasarkan penyebab dan gejala yang muncul.
Perlindungan Kesehatan Prima dari MyProtection hadir bagi sahabat MyProtection sebagai solusi tepat perlindungan kesehatan bagi diri sendiri dan juga anggota keluarga lainnya dengan tambahan manfaat Saldo Prima.
Beberapa keunggulan dari Perlindungan Kesehatan Prima yang dapat dirasakan lainnya, seperti:
Manfaat tambahan Saldo Prima yang memberikan penggantian atas pembelian vitamin dan obat-obatan tanpa perlu melakukan perawatan Rawat Inap atau Rawat Jalan.
Santunan tunai harian Rawat Inap di Rumah Sakit untuk penjamin pertama oleh BPJS Kesehatan
Pilihan manfaat Rawat Inap dan Rawat Jalan sesuai kebutuhan
Pembayaran klaim secara cashless di lebih dari 1.000 Rumah Sakit di Indonesia
24 jam Contact Center dan Case Monitoring
Layanan eksklusif Personal Medical Assistance
Laporan perhitungan klaim via email
*PT Lippo General Insurance Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Mioma uteri atau yang dapat disebut dengan fibroid rahim, miom atau leiomyoma merupakan sebuah kondisi medis di mana adanya pertumbuhan tumor jinak pada otot maupun jaringan ikat di rahim.
Walaupun jinak, mioma uteri juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi lain yang harus dapat segera ditangani, seperti anemia, gangguan pertumbuhan janin pada ibu hamil, keguguran, sirkulasi darah yang terhambat, dan masih banyak lagi.
Untuk lebih memahami mengenai mioma uteri, penyebab, gejala, hingga penanganan apa saja yang dapat dilakukan, simak ulasan berikut ini!
https://www.alodokter.com/miom
Mioma uteri atau mioma merupakan sebuah kondisi medis di mana terjadi pertumbuhan massa maupun daging di dalam rahim maupun di luar rahim yang sifatnya jinak atau tidak ganas.
Pada umumnya, mioma terjadi pada dinding otot maupun jaringan ikat yang ada di sekitarnya dengan bentuk menonjol ke rongga endometrium atau permukaan rahim dan memiliki ukuran yang bervariasi dan jumlahnya bervariatif.
Sebagian besar kasus mioma pada wanita usia 35 tahun yang terjadi pada umumnya tidak bergejala, dan sebagian kecil lainnya biasanya ditemukan secara tidak sengaja ketika pemeriksaan rutin.
Oleh sebab itu, sangat dianjurkan bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan secara rutin untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan mioma yang ada tidak menjadi ganas.
Mioma yang dibiarkan dapat berkembang menjadi ganas walaupun kemungkinannya cukup kecil, dan berubah menjadi kondisi yang disebut dengan leiomiosarkoma yang merupakan salah satu jenis kanker langka dan agresif.
Terdapat pula beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami mioma, seperti:
Sudah berusia lebih dari 40 tahun.
Menstruasi pertama sebelum usia 10 tahun.
Belum pernah hamil sebelumnya (wanita yang sudah pernah memiliki anak pada umumnya lebih jarang terkena mioma).
Memiliki obesitas atau berat badan berlebih.
Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol.
Kebiasaan merokok.
Menggunakan alat kontrasepsi hormonal yang tinggi akan estrogen.
Keturunan Afrika-Amerika yang memiliki kemungkinan 2,9 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan ras Kaukasia.
Riwayat keluarga dengan kondisi mioma uteri.
Kekurangan vitamin D.
Untuk lebih jelasnya, berikut faktor risiko yang dapat dikaitkan dengan kemunculan kondisi medis ini:
Faktor risiko pertama, yaitu ras di mana mioma uteri paling banyak ditemukan pada wanita berkulit hitam dengan angka insidensi 2-3 kali lebih banyak dan paling jarang ditemukan pada wanita Asia.
Perbedaan dalam faktor genetik, pola makan, gaya hidup, stres psikososial, dan paparan lingkungan antara wanita berkulit hitam dan putih diduga berkontribusi terhadap variasi angka kejadian mioma uteri.
Faktor-faktor ini mempengaruhi bagaimana mioma uteri berkembang dan bagaimana gejalanya muncul pada setiap individu. Perjalanan penyakit mioma uteri juga bervariasi di antara ras yang berbeda.
Pada wanita berkulit hitam, mioma uteri cenderung terdiagnosis pada usia yang lebih muda. Selain itu, mioma yang ditemukan pada wanita berkulit hitam biasanya lebih banyak, berukuran lebih besar, dan disertai dengan gejala yang lebih parah dibandingkan dengan ras lainnya.
Gejala yang lebih berat ini dapat mencakup nyeri yang signifikan, perdarahan yang lebih banyak, dan gangguan pada fungsi organ reproduksi. Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan mioma uteri.
Wanita berkulit hitam mungkin memiliki predisposisi genetik yang membuat mereka lebih rentan terhadap mioma uteri. Selain itu, pola makan dan gaya hidup juga berkontribusi terhadap perbedaan ini.
Misalnya, diet yang tinggi lemak dan rendah serat dapat meningkatkan risiko mioma uteri. Stres psikososial dan paparan lingkungan juga merupakan faktor penting. Wanita berkulit hitam mungkin lebih sering mengalami stres psikososial yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi mereka. Paparan terhadap polutan lingkungan juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan mioma uteri.
Secara keseluruhan, kombinasi dari faktor-faktor ini menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam angka kejadian dan perjalanan penyakit mioma uteri antara wanita berkulit hitam dan putih.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme yang mendasari perbedaan ini dan untuk mengembangkan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif.
Risiko pertumbuhan mioma uteri juga meningkat seiring bertambahnya usia, terutama selama masa reproduktif. Mioma uteri tidak ditemukan sebelum seorang wanita mengalami pubertas, dan frekuensinya menurun setelah menopause.
Hal ini disebabkan oleh paparan hormon steroid endogen yang lebih lama, seperti pada wanita yang mengalami menarche lebih awal maupun menopause yang lebih terlambat. Paparan hormon yang lebih lama ini memberikan waktu lebih banyak bagi mioma uteri untuk berkembang.
Mioma uteri dengan gejala klinis yang memerlukan penanganan paling sering ditemui pada masa perimenopause. Pada masa ini, wanita mungkin mengalami gejala seperti nyeri, pendarahan yang berlebihan, serta gangguan pada fungsi organ reproduksi yang memerlukan intervensi medis.
Setelah menopause, angka kejadian mioma uteri menurun dengan cepat. Penurunan ini terjadi karena produksi hormon steroid endogen berkurang secara signifikan setelah menopause, sehingga mioma uteri tidak lagi mendapatkan stimulus hormonal yang diperlukan untuk pertumbuhan.
Secara keseluruhan, faktor usia dan paparan hormon memainkan peran penting pada perkembangan dan perjalanan mioma uteri. Wanita yang mengalami keterlambatan menopause memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan mioma uteri dan mengalami gejala yang memerlukan penanganan medis.
Faktor reproduktif dan endokrin juga terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap terjadinya mioma uteri sesuai dengan patofisiologi dan patogenesis. Faktor ini mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan fungsi reproduksi dan hormon pada tubuh wanita.
Salah satu faktor yang berpengaruh adalah paritas yang merupakan jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran hidup.
Wanita yang belum pernah melahirkan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan mioma dibandingkan dengan wanita yang sudah pernah melahirkan. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan, yang dapat memberikan efek protektif terhadap perkembangan mioma.
Menstruasi dini atau menarche yang terjadi di usia muda juga menjadi faktor risiko seseorang mengalami kondisi medis ini.
Wanita yang mengalami menstruasi pertama pada usia yang lebih muda memiliki paparan hormon estrogen yang lebih lama sepanjang hidup mereka.
Estrogen merupakan hormon yang diketahui dapat merangsang pertumbuhan mioma uteri, sehingga paparan yang lebih lama dapat meningkatkan risiko terjadinya mioma.
Selain itu, penggunaan kontrasepsi hormonal juga berpengaruh terhadap risiko mioma uteri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal, terutama yang mengandung estrogen, dapat meningkatkan risiko mioma.
Secara keseluruhan, faktor-faktor reproduktif dan endokrin memainkan peran penting dalam perkembangan mioma uteri. Pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi dan mempengaruhi risiko mioma dapat membantu dalam pengembangan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi mekanisme yang mendasari hubungan antara faktor-faktor ini dan mioma uteri, serta untuk mengidentifikasi intervensi yang dapat mengurangi risiko bagi wanita yang rentan.
Hubungan antara obesitas dan pertumbuhan mioma uteri masih menunjukkan hasil yang inkonsisten. Beberapa data epidemiologi menunjukkan peningkatan risiko pada individu yang mengalami resistensi insulin, seperti pasien obesitas serta diabetes mellitus atau kencing manis.
Resistensi insulin dipercaya memiliki peran dalam perkembangan mioma pada wanita obesitas, ditambah dengan peningkatan kadar IGF-I atau Insulin-like Growth Factor-I dan androgen.
Resistensi insulin merupakan kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif yang menyebabkan peningkatan kadar insulin dalam darah.
Insulin yang tinggi dapat merangsang produksi Insulin-like Growth Factor-I, yang menjadi faktor pertumbuhan yang mirip dengan insulin.
IGF-I memiliki efek mitogenik, yaitu merangsang pembelahan sel, yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan mioma uteri. Selain itu, kadar androgen yang tinggi juga memiliki peran dalam perkembangan mioma, karena androgen dapat diubah menjadi estrogen dalam tubuh, yang kemudian merangsang pertumbuhan mioma.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa IMT atau indeks massa tubuh yang tinggi juga berkaitan dengan mioma uteri, di mana hal tersebut sering kali dijadikan indikator obesitas.
Wanita dengan IMT tinggi juga memiliki kemungkinan memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi, karena jaringan adiposa atau lemak dapat menghasilkan estrogen. Peningkatan kadar estrogen tersebut dapat merangsang pertumbuhan mioma uteri.
Namun, hasil penelitian mengenai hubungan antara obesitas dan mioma uteri masih bervariasi. Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan yang kuat, sementara yang lain tidak menemukan hubungan yang signifikan.
Faktor-faktor lain seperti genetik, gaya hidup, dan lingkungan juga dapat mempengaruhi risiko mioma uteri, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme yang mendasari hubungan ini.
Secara keseluruhan, meskipun ada bukti yang menunjukkan bahwa obesitas dan resistensi insulin dapat berkontribusi pada pertumbuhan mioma uteri, hasil penelitian masih belum konsisten.
Pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana faktor-faktor ini berinteraksi dan mempengaruhi risiko mioma dapat membantu dalam pengembangan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi hubungan antara obesitas, resistensi insulin, dan mioma uteri, serta untuk mengidentifikasi intervensi yang dapat mengurangi risiko bagi wanita yang rentan.
Faktor selanjutnya, yaitu gaya hidup mulai dari pola makan, jumlah konsumsi kafein dan alkohol, aktivitas fisik, serta tingkat stres yang di duga memiliki peluang dan potensi membentuk mioma dan mendukung pertumbuhannya.
Walaupun hasil yang jelas terkait pengaruh pola makan terhadap mioma uteri belum dapat dipastikan karena banyaknya bias dan berbagai faktor perancu. Terdapat beberapa hal yang dapat memacu pertumbuhan mioma uteri yang simtomatik, seperti:
Konsumsi makanan dengan indeks glikemik yang lebih tinggi diasosiasikan dengan sedikit peningkatan risiko terbentuknya mioma uteri.
Vitamin A dan D berpotensi memiliki efek yang protektif.
Konsumsi daging merah juga menunjukkan asosiasi positif berkaitan mioma uteri.
Pola makan yang kaya buah dan sayur juga menunjukkan bukti dapat menurunkan risiko mioma.
Selain itu, aktivitas fisik juga dapat membantu dalam menurunkan risiko mioma, khususnya bagi wanita dengan berat badan normal.
Faktor gaya hidup lainnya yang memiliki potensi meningkatkan faktor risiko adalah stres yang dapat meningkatkan risiko terjadi mioma uteri.
Walaupun secara jelas belum dapat diketahui penyebab kondisi medis ini, pertumbuhan mioma pada umumnya berkaitan erat dengan produksi hormon estrogen.
Di mana, selama masa reproduksi mioma menunjukkan pertumbuhan maksimal yang merupakan di saat pengeluaran estrogen tinggi, sehingga cenderung membesar ketika wanita sedang hamil dan ketika wanita memasuki masa menopause akan mengecil.
Beberapa hasil penelitian lain juga menjelaskan bahwa setiap mioma dapat timbul dari satu sel ganas yang ada di antara otot polos di dalam rahim seorang wanita.
Walaupun pada umumnya mioma tidak menimbulkan gejala bagi seseorang yang mengalaminya, terdapat beberapa gejala yang mungkin terjadi, seperti:
Menstruasi dalam jumlah banyak.
Perut terasa penuh dan bertambah besar.
Gangguan berkemih yang diakibatkan mioma yang menekan saluran kemih.
Keluarnya mioma melalui leher rahim yang pada umumnya membuat rasa nyeri hebat dan menimbulkan luka dan terjadinya infeksi sekunder.
Konstipasi yang disebabkan mioma menekan pada bagian bawah usus besar.
Nyeri panggul yang berkepanjangan dan tak kunjung sembuh.
Terdapat beberapa pilihan yang dapat dilakukan untuk mengobati mioma uteri yang dapat dilakukan, yaitu:
Pemberian obat anti-nyeri seperti parasetamol.
Pemeriksaan fisik dan USG, yang dilakukan setiap 6-8 minggu yang digunakan untuk mengawasi pertumbuhan ukuran maupun jumlah mioma. Jika dianggap stabil, maka jadwal observasi akan diubah menjadi 3-4 bulan.
Pengobatan dengan terapi hormonal, menggunakan preparat progestin atau gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang pada umumnya diberikan untuk membantu menjaga kehamilan jika tubuh kurang mampu.
Prosedur miomektomi, yang merupakan prosedur pembedahan untuk mengangkat mioma. Prosedur yang dapat dipertimbangkan jika seorang wanita masih berada di usia muda dan masih ingin memiliki anak.
Prosedur histerektomi, yang merupakan prosedur operasi pengangkatan rahim yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu karena jika seorang wanita melakukan prosedur ini, pasien tidak dapat hamil lagi setelahnya.
Terdapat hal-hal yang dapat dilakukan guna mencegah dan menghindari penyakit miom uteri, sebagai berikut.
Melakukan olahraga dan berbagai aktivitas fisik secara rutin dan teratur.
Menggunakan alat kontrasepsi hormonal di bawah pengawasan dokter.
Menghindari kebiasaan merokok maupun mengonsumsi minuman beralkohol.
Menjaga berat badan ideal.
Menjalani pola makan yang lebih sehat dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dari sayur dan buah, serta menghindari makanan tinggi lemak dan tinggi gula.
Nah, itulah pembahasan seputar mioma uteri, sebuah kondisi medis yang walaupun jinak dapat berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Seperti yang sudah dibahas, pasien yang mengalami kondisi ini juga sering kali tidak merasakan gejalanya dan untuk memastikannya harus melakukan pemeriksaan secara rutin.
Agar kesehatan tubuh sahabat MyProtection tetap terlindungi dan terjaga, kamu juga harus memiliki perlindungan kesehatan yang tepat. Perlindungan Kesehatan Prima hadir yang dapat menjadi solusi perlindungan kesehatan yang tepat bagi diri dan anggota keluarga dengan manfaat tambahan Saldo Prima.
Beberapa keunggulan produk Perlindungan Kesehatan Prima, antara lain:
Manfaat tambahan Saldo Prima yang memberikan penggantian atas pembelian vitamin maupun obat-obatan tanpa perlu melakukan perawatan Rawat Inap atau Rawat Jalan
Santunan tunai harian Rawat Inap di Rumah Sakit untuk penjamin pertama oleh BPJS Kesehatan
Pilihan Manfaat Rawat Inap dan Rawat Jalan sesuai kebutuhan
Pembayaran klaim secara cashless di lebih dari 1.000 Rumah Sakit di Indonesia
24 jam Contact Center dan Case Monitoring
Layanan eksklusif Personal Medical Assistance
Laporan perhitungan klaim via email
*PT Lippo General Insurance Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.