Jakarta, 13 Januari 2020 - MyProtection News
Sebagian dari Anda mungkin pernah mendengar istilah burnout. Dulu, pada tahun 1970-an istilah burnot sering kali dikaitkan dengan gejala yang dialami oleh pengguna obat-obatan terlarang. Namun kini, burnout merupakan istilah psikologis mengacu pada keadaan dimana seseorang “kehabisan bakar bakar”, merasa gagal atau lelah akibat tekanan yang berkelanjutan.
Saat ini, fenomena burnout sudah menyebarluas di kalangan masyarakat. Dilansir dalam The Jakarta Post, sebanyak 595.000 pekerja kantor di UK mengalami burnout. Dan mungkin, saat ini Anda juga sedang mengalaminya.
World Health Organization menyebutkan terdapat tiga elemen utama dalam fenomena burnout: perasaan lelah yang hebat, tak terlibat secara emosional dengan pekerjaan/proyek yang ditangani saat ini, dan performa kerja yang menurun.
Gejala awal burnout sendiri memang mirip dengan depresi. Misalnya, Anda mulai mengandalkan minum berenergi atau kafein untuk melewati jam kantor. Anda bisa saja tidur lebih dari 7 jam, namun Anda tetap merasa kelelahan dan kosong setelah menghabiskan waktu di kantor. Jika Anda mulai mengalami gejala di atas, maka sebaiknya Anda segera menemui dokter atau melakukan perubahan gaya hidup.
Bayangkan jika Anda ditawarkan untuk mengerjakan proyek impian Anda. Mungkin Anda akan merasa bersemangat dan berdebar-debar hingga tak bisa tidur. Perasaan stress dan lelah akibat tuntutan dari proyek Anda bisa mendorong daya saing dan kreativitas diri.
Namun, ketika seseorang dihadapkan dengan tekanan dan stress terus menerus, rasa lelah yang timbul bisa menumpuk. Sampai akhirnya, Anda terjaga di malam hari akibat memikirkan beban pekerjaan. Proyek yang dulunya nampak menantang bagi Anda, kini hanya terasa seperti beban dan tak menggairahkan.
Salah satu tanda lainnya adalah Anda mengaku bahwa Anda bisa bekerja lebih baik daripada yang saat ini sudah Anda hasilkan. Anda bisa saja bekerja lebih produktif, lebih kreatif, dan proaktif. Hanya saja rasanya Anda tidak memiliki motivasi yang cukup karena pekerjaan Anda saat ini tidak lagi membawa perasaan bahagia.
Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan 2018 Gallup Study, burnout biasanya dipicu akibat perlakuan tidak adil di kantor, beban kerja berlebihan, dan ketidakjelasan mengenai peran seseorang di lingkungan kerja. Para karyawan juga merasa tertekan apabila mereka merasa tidak didukung oleh atasan mereka sendiri.
Siobhan Murray, seorang psikoterapis yang menulis buku The Burnout Solution, menyarankan bahwa untuk mengatasi burnout, maka seseorang harus mengenali akar dari permasalahannya. Ambil cukup waktu untuk diri Anda sendiri dan mulai lakukan hal yang bisa menyelesaikan akar permasalahan. Apapun penyebabnya, selalu ingat untuk mencintai diri Anda dan tidak selalu menekankan ekspektasi tinggi pada diri sendiri.
Jakarta, 7 Februari 2020 - MyProtection News
Sebelum mulai beraktivitas di pagi hari, mungkin sebagian dari Anda langsung meraih secangkir kopi panas atau teh. Tujuannya agar tubuh terasa lebih segar. Sering kali kita mendengar bahwa kandungan kafein dalam kopi atau teh membuat kita terbebas dari kantuk.
Lalu, memangnya apa saja sih manfaat dari kafein? Apakah hanya sebatas “penyegar” kantuk?
Kafein sendiri adalah senyawa yang memiliki efek merangsang sistem saraf pusat tubuh dan meningkatkan aktivitas otak. Maka tidak heran jika kantuk melanda tapi deadline di depan mata, mungkin Anda akan segera meracik kopi hitam. Menurut Healthline.com, kafein juga dapat ditemukan dalam obat untuk mencegah atau mengobati rasa kantuk, sakit kepala, dan migraine.
Dalam sebuah studi ditemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi kopi secara berkala mempunyai risiko lebih rendah terhadap penyakit Alzheimer dan dementia. Hanya saja, hasil yang ditemukan ini dikhususkan bagi orang-orang yang mengonsumsi high-octane coffee.
Kafein alami dapat ditemukan dalam biji kakao, kacang kola, daun yerba mate dan buah beri guarana dari Brazil. Kafein tidak memiliki rasa apapun ataupun mengandung banyak nutrisi. Konsumsi kafein yang dianjurkan bagi orang dewasa adalah sekitar 400 mg kafein/hari.
Namun, Anda tetap harus mempehatikan konsumsi kafein harian. Ada efek samping yang mungkin Anda rasakan jika mengonsumsi kafein berlebihan. Contohnya seperti rasa cemas berlebih, pusing, mual, jantung berdebar kencang, tremor, dan tekanan darah tinggi.
Bagi penderita gangguan pencernaan seperti maag disarankan untuk berkonsultasi kepada dokter mengenai pola konsumsi kafein yang aman. Jika Anda tidak terbiasa mengonsumsi kopi, maka Anda bisa mengonsumsi teh. Walaupun biasanya kandungan kafein dalam teh lebih rendah dari kopi.
Jangan lupa untuk selalu memperhatikan asupan kafein Anda sehari-hari!
Salam,
Sahabat MyProtection